front_store
Teknologi VSAT; Pengertian, Cara Kerja, dan Manfaatnya
Teknologi VSAT; Pengertian, Cara Kerja, dan Manfaatnya

Sekitar tahun 2008 salah satu dari teman kami pernah dikontrak oleh salah satu perusahaan swasta nasional untuk menjadi Support Engineer dalam instalasi perangkat komunikasi data menggunakan antena Vsat di Kabupaten Aceh Jaya untuk Program Keluarga Harapan Deperteman Sosial RI, Padahal untuk tahun 2008, akses internet di Kabupaten tersebut sudah mulai membaik, tetapi kita tidak tahu alasan apa perusahaan tersebut tetap menggunkan teknologi Vsat, kita tidak mempersoalkan hal tersebut, tetapi kami akan memperkenalkan kembali apa itu Very Small Aperture Terminal atau lebih sering kita dengan sebagai Vsat.

Anda pasti sudah mengetahui bahwa ada banyak sekali daerah di Indonesia yang belum terjangkau jaringan internet yang baik? Kondisi geografis yang sulit membuat pembangunan infrastruktur telekomunikasi menjadi sangat menantang. Namun, berkat teknologi VSAT, kini masyarakat di daerah terpencil pun bisa menikmati akses internet yang stabil.

Bayangkan VSAT seperti telepon genggam anda. Saat anda menelepon teman, suara anda akan berubah menjadi sinyal digital, lalu dikirim melalui tower seluler hingga sampai ke teman anda. Nah, VSAT juga bekerja dengan cara yang mirip, tapi menggunakan satelit sebagai "tower seluler" raksasanya. Sinyal dari perangkat anda, seperti komputer atau ponsel, akan dikirim ke satelit yang mengorbit di luar angkasa. Satelit ini kemudian akan meneruskan sinyal tersebut ke tujuan akhir, bisa jadi ke kota besar atau bahkan ke negara lain!

Apakah Vsat Itu

vsat

Antena Vsat

Kami mengutip dari https://hsp.net.id/ yang menjelaskan VSAT (Very Small Aperture Terminal) adalah sebuah sistem komunikasi satelit yang menggunakan antena parabola berukuran kecil, biasanya antara 0,75 hingga 2,4 meter, untuk mengirim dan menerima data dari satelit. VSAT sering digunakan untuk menyediakan konektivitas internet dan komunikasi data di daerah yang sulit dijangkau oleh infrastruktur komunikasi terestrial seperti kabel atau fiber optik.

Bagaimana Antena VSAT Bekerja

Bayangkan antena VSAT sebagai pintu gerbang komunikasi. Prosesnya dimulai dengan antena memancarkan sinyal ke satelit geostasioner yang berada di orbit sekitar 36.000 kilometer di atas permukaan bumi. Satelit ini berfungsi sebagai "stasiun relai" di luar angkasa. Ketika sinyal mencapai satelit, ia diproses dan kemudian dipantulkan kembali ke bumi menuju stasiun pusat (hub) atau lokasi lain yang juga memiliki antena VSAT. Sinyal ini berjalan dua arah yaitu Uplink atau Data dari antena VSAT di bumi dikirimkan ke satelit dan Downlink atau Satelit mengirimkan data yang diterimanya kembali ke antena VSAT atau ke hub.

Komponen Utama Antena VSAT

  • Piringan Antena (Dish): Piringan ini menangkap dan memfokuskan sinyal satelit, baik yang masuk maupun yang keluar.
  • LNB (Low Noise Block): Perangkat ini menerima sinyal dari satelit dan memperkuatnya agar bisa diproses lebih lanjut.
  • BUC (Block Up Converter): Perangkat ini mengubah data dari modem menjadi sinyal frekuensi tinggi untuk dikirim ke satelit.
  • Modem VSAT: Modem ini mengubah data digital (seperti file atau video) menjadi sinyal yang bisa dikirim melalui satelit, dan sebaliknya.

Proses Komunikasi

  • Pengiriman Data: Data yang ingin dikirimkan, misalnya email atau video, diubah oleh modem menjadi sinyal digital. Sinyal ini kemudian diteruskan ke BUC yang mengubahnya menjadi sinyal frekuensi tinggi.
  • Pancaran ke Satelit: Piringan antena mengarahkan sinyal tersebut ke satelit di luar angkasa dengan presisi tinggi.
  • Relai oleh Satelit: Satelit menerima sinyal ini dan memantulkannya kembali ke bumi, baik ke hub atau antena VSAT lainnya.
  • Penerimaan Data: Sinyal yang kembali diterima oleh piringan antena dan diperkuat oleh LNB sebelum diteruskan ke modem untuk diubah kembali menjadi data digital yang bisa digunakan.

VSAT sangat bermanfaat untuk lokasi-lokasi yang sulit dijangkau oleh kabel internet atau infrastruktur komunikasi lainnya. Teknologi ini digunakan oleh bank untuk koneksi ATM, perusahaan minyak dan gas di lokasi eksplorasi, sekolah di pedesaan, hingga kapal-kapal di laut.
Meskipun sinyal VSAT sangat andal, ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi kinerjanya, seperti cuaca buruk (hujan lebat) yang bisa mengurangi kualitas sinyal. Namun, teknologi terus berkembang untuk mengatasi kendala ini, misalnya dengan penggunaan modulasi adaptif dan frekuensi yang lebih tinggi.

Perbedaan VSAT dengan Teknologi Satelit Lainnya.

Teknologi satelit memiliki berbagai jenis aplikasi dan perangkat, yang semuanya dirancang untuk memenuhi kebutuhan komunikasi yang berbeda-beda. Salah satu teknologi populer adalah VSAT (Very Small Aperture Terminal). Berbeda dengan teknologi satelit lainnya, seperti stasiun bumi besar (earth station) atau sistem satelit portabel, VSAT memiliki karakteristik unik yang menjadikannya solusi andal untuk komunikasi di lokasi terpencil.
Bayangkan VSAT sebagai sebuah antena kecil yang dirancang khusus untuk memberikan konektivitas internet atau komunikasi data dengan menghubungkannya langsung ke satelit. Perangkat ini biasanya digunakan untuk skala kecil hingga menengah, seperti untuk koneksi ATM di bank, komunikasi di lokasi tambang terpencil, atau bahkan akses internet di pedesaan yang belum terjangkau jaringan kabel. Ukurannya yang kecil—dengan antena hanya sebesar 0,75 hingga 2,4 meter—memungkinkan pemasangan yang cepat dan mudah di berbagai lokasi.

Di sisi lain, kita punya stasiun bumi besar, yang sering kali terlihat seperti antena parabola raksasa. Antena ini bisa memiliki diameter hingga puluhan meter dan dirancang untuk menangani komunikasi satelit dalam skala besar. Misalnya, siaran televisi internasional, pengendalian satelit di luar angkasa, atau bahkan operasi militer global. Karena ukurannya besar, stasiun bumi memerlukan infrastruktur khusus dan biaya yang jauh lebih tinggi. Ini membuatnya lebih cocok untuk operator besar atau pemerintah yang membutuhkan kapasitas data besar dan jangkauan luas.
Lalu, ada pula sistem satelit portabel yang lebih fleksibel. Jenis ini sering digunakan dalam situasi darurat, seperti untuk tim penyelamat di area bencana atau untuk komunikasi militer di medan perang. Perangkat portabel ini dirancang agar mudah dibawa dan dipasang, bahkan di lokasi yang berubah-ubah, seperti di atas kendaraan atau kapal laut. Meskipun fleksibel, kapasitasnya biasanya lebih terbatas dibandingkan dengan VSAT atau stasiun bumi besar.
Salah satu perbedaan mendasar antara ketiga teknologi ini adalah orientasi penggunaannya. VSAT fokus pada koneksi yang andal dan hemat biaya untuk individu atau bisnis kecil. Stasiun bumi besar melayani kebutuhan yang jauh lebih kompleks dan masif. Sementara itu, satelit portabel dirancang untuk memberikan koneksi sementara di lokasi mana pun, kapan pun.

Kesimpulannya, setiap teknologi satelit memiliki perannya masing-masing, tergantung pada kebutuhan pengguna. Jika Anda membutuhkan koneksi internet di desa terpencil, VSAT adalah pilihan ideal. Namun, jika Anda bekerja untuk lembaga besar yang membutuhkan kapasitas komunikasi tinggi, stasiun bumi besar mungkin lebih sesuai. Dan jika Anda memerlukan konektivitas yang bisa berpindah-pindah, satelit portabel adalah jawaban yang tepat. Semua teknologi ini bekerja sama untuk memastikan dunia tetap terhubung, apa pun kondisi dan lokasinya.

Perkembangan VSAT di Indonesia Sekarang

Lintasarta

Sebagai bagian dari kelompok usaha Indosat Ooredoo Hutchison, Lintasarta terus berkomitmen untuk mendukung pembangunan infrastruktur digital di Indonesia.

Perkembangan VSAT (Very Small Aperture Terminal) di Indonesia saat ini menunjukkan tren yang positif, didorong oleh kebutuhan konektivitas di wilayah-wilayah terpencil dan berkembangnya teknologi satelit. Indonesia, dengan geografisnya yang berupa kepulauan dan banyaknya daerah terpencil yang sulit dijangkau oleh jaringan kabel (fiber optic), sangat bergantung pada teknologi VSAT untuk menjembatani kesenjangan digital.

Peningkatan Akses Internet di Wilayah Terpencil
Teknologi VSAT terus digunakan untuk memberikan akses internet di daerah-daerah yang tidak terjangkau jaringan kabel atau sinyal seluler. Misalnya, daerah di Papua, Maluku, dan Nusa Tenggara sangat mengandalkan VSAT untuk keperluan komunikasi, pendidikan, dan layanan kesehatan. Pemerintah melalui program Bakti Kominfo (Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi) gencar membangun infrastruktur satelit untuk menyediakan koneksi internet di sekolah, puskesmas, dan kantor pemerintahan di wilayah-wilayah tersebut.

Dukungan dari Satelit Lokal
Indonesia memiliki beberapa satelit komunikasi yang mendukung layanan VSAT, seperti:

  • Satelit Telkom (Telkom 3S dan Telkom-4 Merah Putih): Digunakan untuk komunikasi data, siaran televisi, dan koneksi internet.
  • Satelit Satria-1 (yang akan beroperasi): Dirancang khusus untuk meningkatkan akses internet di wilayah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar).
  • Satelit Nusantara: Dikembangkan untuk memperkuat kebutuhan komunikasi di wilayah-wilayah terpencil.

Hadirnya satelit-satelit ini memberikan dukungan yang signifikan untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas layanan VSAT di Indonesia.

Penggunaan VSAT oleh Sektor Swasta
Banyak perusahaan di sektor perbankan, pertambangan, dan perminyakan menggunakan VSAT untuk operasional mereka. Sebagai contoh:

  • Perbankan: Jaringan VSAT digunakan untuk menghubungkan ATM di daerah terpencil agar tetap bisa beroperasi.
  • Pertambangan dan Energi: Lokasi eksplorasi yang sering berada di tempat terpencil menggunakan VSAT untuk komunikasi antara kantor pusat dan lokasi tambang.
  • Sektor Maritim: Kapal-kapal di perairan Indonesia juga memanfaatkan VSAT untuk komunikasi dan pelacakan.

Kemajuan Teknologi
Teknologi VSAT kini semakin canggih, dengan dukungan inovasi seperti:

  • Penggunaan Satelit LEO (Low Earth Orbit): Satelit orbit rendah seperti Starlink mulai menawarkan koneksi dengan latensi lebih rendah dan kecepatan lebih tinggi, meskipun belum sepenuhnya diterapkan secara luas di Indonesia.
  • Jaringan HTS (High Throughput Satellite): Teknologi ini meningkatkan kapasitas bandwidth satelit, memungkinkan lebih banyak pengguna untuk mengakses layanan dengan kecepatan yang lebih baik.
  • Solusi VSAT Ku-Band dan Ka-Band: Frekuensi ini memungkinkan perangkat VSAT menjadi lebih kecil, efisien, dan terjangkau.

Tantangan yang Masih Dihadapi
Meskipun ada kemajuan, masih ada beberapa tantangan yang harus diatasi:

  • Biaya: Layanan VSAT masih relatif mahal dibandingkan dengan jaringan kabel atau seluler, sehingga adopsinya terbatas di beberapa komunitas.
  • Cuaca Buruk: Kualitas sinyal VSAT dapat terganggu oleh hujan lebat, terutama yang menggunakan frekuensi Ku-Band atau Ka-Band.
  • Keterbatasan Satelit: Meski Indonesia memiliki beberapa satelit komunikasi, kebutuhan konektivitas yang terus meningkat menuntut lebih banyak investasi dalam infrastruktur satelit.

Masa Depan VSAT di Indonesia
Dengan komitmen pemerintah untuk menjembatani kesenjangan digital dan peran aktif sektor swasta dalam memperluas jaringan komunikasi, VSAT diprediksi akan terus berkembang di Indonesia. Kombinasi antara satelit GEO, LEO, dan HTS akan menjadi fondasi penting untuk menghadirkan layanan yang lebih andal dan terjangkau, khususnya untuk daerah-daerah yang sulit dijangkau.
Dengan perkembangan ini, VSAT tidak hanya menjadi solusi komunikasi, tetapi juga menjadi penggerak transformasi digital di seluruh pelosok nusantara, memberikan akses pendidikan, layanan kesehatan, dan peluang ekonomi yang lebih merata. Sampai jumpa dengan uraian terbatas selanjutnya, Salam.

5 thoughts on “Teknologi VSAT; Pengertian, Cara Kerja, dan Manfaatnya

    1. Hallo Om Dahni….Jawabannya shortcut saja ya Om, pertama teknologi satelite Geostationer pada ketinggian >35 ribuan Km diangkasa, ke dua ada yang namanya Low earth Orbit yang ketinggiannya mencapai 2000 km, yang ke tiga menggunakan frekuensi radio S,L-band atau Ka-Band, ada jug ayang memakai antena omni, keempat ada teknologi Global Navigation System.

Tinggalkan Balasan ke Dhani Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *