Kemunculan DeepSeek sebagai pemain baru dalam dunia kecerdasan buatan (AI) tidak hanya mengejutkan industri teknologi global, tetapi juga memberikan dampak besar terhadap beberapa perusahaan besar, termasuk NVIDIA. Sebagai salah satu produsen unit pemrosesan grafis (GPU) terbesar di dunia, NVIDIA memiliki posisi dominan dalam penyediaan perangkat keras yang digunakan untuk melatih model kecerdasan buatan, termasuk model bahasa besar (LLM) seperti ChatGPT dari OpenAI dan Gemini dari Google.
Salah satu alasan utama mengapa NVIDIA terdampak adalah karena DeepSeek berhasil mengembangkan model bahasa besar yang lebih efisien dalam penggunaan sumber daya komputasi. Model AI yang dikembangkan oleh OpenAI dan Google umumnya membutuhkan ribuan hingga puluhan ribu GPU kelas atas dari NVIDIA untuk proses pelatihan dan inferensi. Dalam konteks ini, semakin besar jumlah GPU yang digunakan, semakin besar pula keuntungan bagi NVIDIA, karena perusahaan teknologi besar terus membeli chip mereka dalam jumlah besar.

NVIDIA GeForce MX550 Discrete GPU Barely Surpasses AMD Cezanne APU’s Vega Integrated Graphics
Namun, DeepSeek mengambil pendekatan yang berbeda. Mereka mengklaim bahwa model AI mereka dapat dilatih dengan jumlah GPU yang jauh lebih sedikit dibandingkan pesaingnya. Jika model-model AI barat membutuhkan sekitar 16.000 GPU atau lebih, DeepSeek hanya menggunakan sekitar 2.000 unit GPU dari seri H800 buatan NVIDIA. Dengan kata lain, DeepSeek mampu mencapai hasil yang kompetitif dengan efisiensi yang jauh lebih tinggi. Hal ini menimbulkan kekhawatiran di pasar bahwa perusahaan lain mungkin akan mengikuti langkah DeepSeek dan mengurangi ketergantungan mereka pada GPU dalam jumlah besar.
Efek langsung dari keberhasilan DeepSeek ini terlihat pada pergerakan saham NVIDIA. Ketika berita mengenai efisiensi model AI DeepSeek mulai menyebar, investor mulai khawatir bahwa permintaan GPU dalam skala besar akan menurun di masa depan. Hal ini menyebabkan harga saham NVIDIA turun tajam, karena pasar melihat adanya potensi berkurangnya pendapatan dari penjualan GPU ke perusahaan AI yang sedang berkembang.
Selain itu, keberhasilan DeepSeek juga menimbulkan ketidakpastian terhadap posisi dominan NVIDIA dalam industri kecerdasan buatan. Jika lebih banyak perusahaan AI mulai mencari cara untuk mengembangkan model mereka dengan sumber daya yang lebih hemat, maka NVIDIA bisa kehilangan sebagian besar pasarnya. Ini bukan hanya berdampak pada NVIDIA, tetapi juga pada ekosistem chip global, di mana produsen perangkat keras lain seperti Broadcom juga mengalami penurunan nilai saham.
Meskipun NVIDIA masih memiliki keunggulan teknologi dalam pengembangan GPU berkinerja tinggi, keberhasilan DeepSeek menunjukkan bahwa efisiensi algoritma bisa menjadi faktor yang lebih menentukan dalam persaingan AI di masa depan. Hal ini memicu perdebatan tentang apakah keunggulan teknologi NVIDIA tetap akan bertahan atau justru akan berkurang seiring dengan munculnya inovasi baru yang mengurangi ketergantungan pada GPU dalam skala besar.
Kesimpulannya, munculnya DeepSeek telah mengguncang industri AI dan pasar teknologi secara keseluruhan. Efisiensi yang mereka tawarkan mengancam model bisnis tradisional yang bergantung pada penggunaan GPU dalam jumlah besar, yang selama ini menjadi sumber pendapatan utama bagi NVIDIA. Dengan demikian, dampak dari DeepSeek tidak hanya bersifat teknis, tetapi juga memiliki implikasi finansial dan strategis yang luas bagi masa depan industri kecerdasan buatan.
Di kutip dari https://www.investopedia.com/nvidia-ceo-huang-heads-to-white-house-after-wild-week-for-chipmaker-stock-8783857? Menanggapi situasi ini, CEO NVIDIA, Jensen Huang, dijadwalkan bertemu dengan Presiden Donald Trump di Gedung Putih. Pertemuan ini bertujuan untuk membahas dampak persaingan dari DeepSeek serta potensi kebijakan pemerintah AS terkait ekspor chip canggih ke Tiongkok. Langkah ini menunjukkan upaya NVIDIA untuk beradaptasi dengan dinamika pasar dan memastikan posisi mereka tetap kuat di tengah persaingan global yang semakin ketat.
Selain itu, meskipun mengalami penurunan saham yang signifikan, beberapa analis tetap optimis terhadap prospek NVIDIA. Mereka melihat penurunan ini sebagai peluang untuk membeli saham dengan harga lebih rendah, dengan asumsi bahwa permintaan untuk infrastruktur AI akan terus meningkat. Perusahaan-perusahaan besar seperti Microsoft dan Meta Platforms telah mengonfirmasi rencana mereka untuk meningkatkan investasi dalam infrastruktur AI tahun ini, yang berpotensi menguntungkan NVIDIA sebagai penyedia utama chip AI.
Ekspansi teknologi Tiongkok, seperti yang ditunjukkan oleh kemunculan DeepSeek, menyoroti kemampuan negara tersebut dalam mengembangkan teknologi canggih yang efisien dan berbiaya rendah. Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana perkembangan ini akan mempengaruhi dominasi tradisional perusahaan-perusahaan teknologi Barat.
Beberapa analis berpendapat bahwa inovasi dari Tiongkok dapat mendorong perusahaan-perusahaan Barat untuk meningkatkan investasi dan inovasi mereka sendiri dalam bidang AI dan teknologi terkait. Meskipun ada kekhawatiran bahwa teknologi Tiongkok dapat menggeser dominasi Barat, banyak yang percaya bahwa persaingan ini akan menghasilkan ekosistem teknologi global yang lebih dinamis dan inovatif.
Secara keseluruhan, meskipun ekspansi teknologi Tiongkok menantang posisi dominan perusahaan-perusahaan Barat, hal ini juga berpotensi mendorong peningkatan investasi dan inovasi di kedua belah pihak, yang pada akhirnya dapat menguntungkan perkembangan teknologi secara global.