front_store
Energi Fosil
Energi Fosil

Hai, Selamat siang menejelang sore; seharusnya sebelum kami re-informed tentang energi terbarukan sebagai bahan education information pada website ini sebelumnya, baiknya terlebih dahulu para pembaca semua mengetahui terlebih dahulu tentang energi fosil, salah satu alasannya adalah karena turunan energi fosil adalah suatu sumber energi yang sampai saat ini masih terus kita gunakan, tetapi tidak apa karena tulisan-tulisan ini adalah uraian terbatas untuk education information saja, dan tentu kami hanya mengutip dari beberapa sumber.

Apakah Energi Fosil Itu

Teori yang sampai saat ini yang sampai kepada kita oleh para pengajar di sekolah atau universitas mengatakan energi fosil adalah sumber energi yang berasal dari sisa-sisa organisme seperti tumbuhan dan hewan yang telah mati jutaan tahun lalu. Sisa-sisa organisme ini terkubur di dalam tanah dan mengalami proses perubahan kimiawi akibat tekanan dan suhu tinggi selama jutaan tahun. Proses inilah yang kemudian menghasilkan bahan bakar fosil yang kita kenal saat ini. Pada uraian yang lain yang kami kutip dari https://en.wikipedia.org/wiki/Fossil_fuel juga mengatakan dengan pengertian yang sama bahwa bahan bakar fosil atau energi fosil adalah senyawa karbon atau bahan yang mengandung hidrokarbon yang terbentuk secara alami di kerak bumi dari sisa-sisa organisme prasejarah yang terkubur (hewan, tumbuhan, atau plankton), suatu proses yang terjadi dalam formasi geologi. Cadangan campuran senyawa tersebut, seperti batu bara, minyak bumi, dan gas alam, dapat diekstraksi dan dibakar sebagai bahan bakar untuk konsumsi manusia guna menyediakan energi untuk penggunaan langsung (seperti untuk memasak, memanaskan, atau menerangi), untuk menggerakkan mesin pemanas (seperti mesin uap atau mesin pembakaran dalam) yang dapat menggerakkan kendaraan, atau untuk menghasilkan listrik melalui generator turbin uap. Beberapa bahan bakar fosil selanjutnya dimurnikan menjadi turunan seperti minyak tanah, bensin, dan solar, atau diubah menjadi petrokimia seperti poliolefin (plastik), aromatik, dan resin sintetis.

Jenis - Jenis Energi Fosil

Batu Bara

Kami mengutip dari https://ugrg.ft.ugm.ac.id/ pada laman artikel mengatakan batubara adalah akumulasi sisa-sisa tumbuhan yang mati dan tidak sempat mengalami pembusukan secara sempurna, yang kemudian terpreservasi dengan baik dalam kondisi bebas oksigen (anaerobic) misalnya pada bagian bawah dari suatu danau atau pada endapan/sedimen berbutir sangat halus. Proses penimbunan tersebut terjadi bersamaan dengan pergeseran kerak bumi (dikenal sebagai pergeseran tektonik) yang memungkinkan sisa-sisa tumbuhan terakumulasi hingga sangat dalam. Akibat penimbunan, material tumbuhan terkena suhu dan tekanan tinggi yang menyebabkan perubahan fisika dan kimiawi. Selama tahap tersebut persentase hidrogen dan oksigen akan berkurang, sedangkan persentase karbon akan meningkat. Hasil akhirnya adalah suatu material yang mengandung karbon lebih dari 50% berdasarkan berat dan 70% berdasarkan volume, yang kita sebut sebagai batubara

Minyak Bumi

Minyak bumi adalah cairan hidrokarbon alam yang ditemukan di bawah permukaan bumi. Ini terbentuk melalui proses alamiah yang melibatkan dekomposisi organik jutaan tahun yang lalu. Minyak bumi umumnya terdiri dari campuran hidrokarbon, dengan fraksi berbeda memiliki berat molekul yang berbeda. Ini termasuk senyawa seperti minyak mentah, bitumen, dan gas alam. mungkin dari pembaca akan bertanya apakah Hidrokarbon itu, baik, Hidrokarbon adalah senyawa kimia yang terdiri dari dua unsur utama, yaitu karbon (C) dan hidrogen (H). Sederhananya, hidrokarbon adalah senyawa organik yang "bangunannya" hanya dari atom karbon dan hidrogen. Proses pemebentukan minyak bumi itu sendiri melalui pengendapan organisme atau Sisa-sisa organisme laut mengendap di dasar laut bersama dengan sedimen lainnya. Kemudian penimbunan dan tekanan yaitu Lapisan sedimen terus menumpuk, memberikan tekanan yang sangat besar pada lapisan di bawahnya. Dan yang terakhir adalah perubahan menjadi minyak bumi, maksudnya dibawah suhu dan tekanan yang tinggi selama jutaan tahun, sisa-sisa organisme tersebut berubah menjadi hidrokarbon, senyawa dasar penyusun minyak bumi.

Gas Alam

Mengutip dari https://solarindustri.com/ Gas Alam adalah bahan bakar fosil berbentuk gas dengan unsur utama metana CH4 yang dapat ditemukan melalui ladang minyak dan batubara. Dalam nama lainnya, gas alam disebut juga sebagai gas bumi, gas rawa atau biogas, namun biogas dan gas rawa merupakan nama lain dari natural gas yang dinamakan dari bentuk asal muasal gas yang yang berbeda.
Biogas dan gas rawa adalah kategori natural gas dengan sumber metana dari produksi pembusukan bakteri anaerobik dari bahan-bahan organik selain dari fossil. Sumber metana yang membentuk biogas tersebut umumnya dapat ditemukan melalui rawa-rawa, tempat pembuangan sampah, sampai Septic Tank atau tempat penampungan kotoran manusia dan hewan. Senyawa yang termasuk gas alam adalah metana (CH4). Metana adalah molekul hidrokarbon ringan. Selain metana, molekul hidrokarbon lain di dalam natural gas juga meliputi etana (C2H6), propana (C3H8), butana (C4H10), sulfur, dan gas helium.

Apa yang Dapat Kita Simpulkan

Energi fosil adalah sumber energi yang sangat penting bagi peradaban manusia, namun juga membawa dampak signifikan terhadap lingkungan. Berikut adalah beberapa kesimpulan yang dapat kita tarik mengenai energi fosil:

  1. Asal-usul: Energi fosil berasal dari sisa-sisa organisme yang hidup jutaan tahun lalu. Melalui proses geologis yang kompleks, sisa-sisa ini berubah menjadi bahan bakar seperti batu bara, minyak bumi, dan gas alam.
  2. Manfaat: Energi fosil telah menjadi tulang punggung industri dan transportasi modern. Energi ini digunakan untuk menghasilkan listrik, menggerakkan kendaraan, dan memproduksi berbagai barang konsumsi.
  3. Keterbatasan: Energi fosil merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui. Cadangan energi fosil di bumi terbatas dan akan habis suatu saat nanti.
  4. Dampak Lingkungan: Pembakaran energi fosil menghasilkan emisi gas rumah kaca, seperti karbon dioksida (CO2), yang menjadi penyebab utama perubahan iklim. Selain itu, eksploitasi energi fosil juga dapat menyebabkan polusi udara, air, dan tanah.
  5. Transisi Energi: Semakin meningkatnya kesadaran akan dampak negatif energi fosil mendorong dunia untuk beralih ke sumber energi yang lebih bersih dan berkelanjutan, seperti energi matahari, angin, dan air.

Nah, dari uraian diatas kesimpulan utamanya adalah energi fosil telah memainkan peran penting dalam perkembangan manusia, namun keterbatasan dan dampak lingkungannya memaksa kita untuk mencari alternatif yang lebih baik. Transisi energi menjadi langkah krusial untuk mengatasi masalah perubahan iklim dan memastikan keberlanjutan energi di masa depan. Salam.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *